10 Feb 2010

Lagi-lagi bukan rejeki

Berdiam diri dikamar membuat saya selalu merasa perputaran waktu terhenti. Keheningan di setiap sudut kamar tercipta dengan sendirinya. Kopi, buku dan inet menjadi sebuah penawar rasa suntuk yang hampir menggerogoti jiwa dan raga.

Jobless.

Satu kata yang sampai saat ini masih sering wara wiri diotak saya. Its just like the end of me. Ga bisa beli ini itu dan udah pasti ga bisa ngapa2in. STUCK. yess, stuck!!.
Beberapa kesempatan terlewatkan begitu saja. Hilang terbawa angin musim hujan.

Yang tersisa cuma hembusan nafas penyesalan.
Coba gw tidur lebih awal, coba gw mau nerima tawaran mama cek ke dokter mengenai insomnia gila ini, dan stop bermasalah dengan bangun pagi. Dan masih banyak lagi kalimat coba coba lain yang ga henti-hentinya terlontar dari mulut lebar saya..

poor me..

Tawaran untuk bekerja di Bandung gagal total. Ini adalah salah satu dari beberapa hal yang membuat emosi saya belakangan ini menjadi naik turun. Semua rencana sukses berantakan. Alasan yang dikemukakan terkesan bertele-tele dan tidak masuk akal. Jujur saya tidak lagi menginginkan posisi itu. Bukan sembarang umbar emosi, juga bukan sembarang menghardik. Saya hanya coba mengingatkan untuk bersikap profesional dalam pekerjaan. Sudah ada perjanjian hitam diatas putih, tapi semua lantas menjadi buram dan abu-abu ketika si empunya perusahaan berusaha menciptakan satu alibi yang jelas-jelas niatnya adalah mendepak orang yang memang capable duduk dikursi tersebut dengan salah satu kerabat nya. What can i say, saya cuma orang luar yang bisa diatur sedemikian rupa sama si pa boss. Kapasitas terbatas, dan si jari telunjuk bebas bermain. .sigh.

Tawaran lain datang. Lebih menggiurkan. Posisi sebagai assisten humas disalah satu majalah design. Rasanya tidak mungkin cv saya akan dilirik oleh bagian HRD jika saja saya menggunakan akses biasa seperti orang lain melamar sebuah lowongan pada umumnya. Salah satu sahabat menawarkan link ini pada saya. Thank you Mr. Daniel n_n.

Ketika menjalani proses interview, sempat dirundung rasa malas. Membayangkan psikotest itung-itungan adalah hal yang mengerikan. Saya bodoh dalam dunia aritmatika. Tapi tunggu, sesaat ketika saya menunggu antrian berikutnya, ada hal menarik yang saya temui disini. Salah satu rival saya untuk sama-sama mendapatkan posisi di majalah ini. Seorang wanita mungil berparas cantik yang terlihat sibuk dengan ipod dan buku. Untuk yang satu itu, saya seperti melihat gambaran diri saya dalam sosok orang lain.
Keke, lulusan salah satu universitas swasta jakarta yang kemudian menjadi teman ngobrol ngalor ngidul sepanjang saya dan beberapa teman lain melakukan proses interview. Bersyukur menemukan orang yang bisa klik dalam waktu singkat. Semua proses interview yang panjang dan bertele-tele tidak lagi membosankan. Selamat datang teman baru n_n.

Singkat kata, setelah interview beberapa minggu lalu. Kabar kabur yang saya tunggu-tunggu tak kunjung datang. Hembusan nafas keluar bersamaan dengan keputus asa an yang saya rasakan. Kembali menghujani diri sendiri dengan gerutuan yang tidak pernah selesai. Lagi-lagi ga rejeki.

But hey, akhrinya saya menyadari sesuatu. Ini hanya fase dimana setiap orang pasti pernah mengalaminya. Stop dengan kebiasaan menggerutu dan berperan seperti aktris di dalam sebuah drama dan film india. Cek koran kompas wiken, cek website untuk lowongan pekerjaan, cek koneksian dari temen-temen. Lakuin yang harus lo lakuin lan, dont waste youre time more and more. Jangan cuma bisa sedih dan meratapi keadaan. Wake up sistah.

isn't life more worth it than a very long sadness?

Ayo wulan, kayuh terus semangatnya.
Sesemangat elo mengayuh sepeda kerumah si teteh.
Sesemangat elo nyemangatin si Bewok di saat dia mengalami hal yang serupa dengan diri lo saat ini.
Sesemangat si Bageur mengejar semua mimpi dinegri orang dan dia sukses untuk itu.
Dan sesemangat Mr. Hensem menjadi yang terbaik untuk dirinya dan keluarga.

Mereka bisa, kenapa saya tidak? Vaimus everyone..n_n

Cheers,
Jengkita

3 komentar:

  1. Semangat dan tetap semangaaaaaaat.. :)

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. den gw nulis jengkita mengatakan juga, jadi dobel deh mengatakan dan mengatakan..adeeuh riweuh yah, maklum pemula gan..hahahaha.
    Hatur nuhun atuh ya n_n

    BalasHapus